3  UTS-3 My Stories for You (๑˘︶˘๑)

Semester pertama di ITB bukan masa yang mudah untukku. Aku datang dengan semangat tinggi, tapi kenyataan menampar cukup keras. IP-ku semester 1 hanya sekitar 2,7. Rasanya berat sekali, apalagi itu masih masa TPB, saat semua orang bilang mata kuliahnya masih “se-level SMA”. Aku sempat kehilangan arah dan percaya diri.

Waktu itu aku juga sempat sedih ketika hasil peminatan keluar dan aku ditempatkan di Sistem dan Teknologi Informasi - Jatinangor. Aku memang mendapat jurusan yang kuinginkan, tapi bukan di kampus yang kuimpikan. Semua terasa tidak sesuai harapan. Aku mulai mempertanyakan banyak hal — tentang kemampuan, pilihan, bahkan diriku sendiri.

Lalu aku bertemu seseorang. Awalnya kami hanya teman. Kami sering berangkat bareng, makan dan main bareng, kadang belajar bareng. Aku dulu tipe yang harus belajar sendiri karena merasa hanya bisa paham kalau berjuang sendirian. Tapi suatu hari, aku benar-benar tidak bisa mengerti padahal esoknya adalah hari praktikum, dan dia dengan sabar mengajarkannya padaku. Saat itu, aku sadar aku jatuh cinta.

Sekarang dia adalah pacarku. Kami beda jurusan — dia di IF, aku di STI — tapi itu tidak membuat kami jauh. Kami tetap belajar bersama, saling mendukung, dan saling mengisi kekurangan satu sama lain. Saat aku mulai ragu pada diri sendiri, dia selalu memberi semangat dan meyakinkanku.

Semester 2, IP-ku naik jadi 3,5. Dan lebih dari angka itu, aku belajar bahwa keberhasilan tidak selalu soal kerja keras sendirian, tapi juga tentang siapa yang ada di sisimu waktu kamu hampir menyerah.